12/18/08

Kesehatan Fisik dan Ereksi Normal

Banyak jenis dan tingkat normalitas kesehatan fisik. Berbagai faktor fisik tersebut dibagi atas:

1. Hormonal,
2. Neurologis,
3. Suplai darah, dan
4. Kesehatan fisik umum.

a. Hormonal
Banyak jenis hormon yang dibutuhkan untuk mendapatkan ereksi yang normal. Tetapi hormon yang utama ialah testosteron. Testosteron mempengaruhi otak atau susunan syaraf pusat untuk memberi libido (nafsu), sekaligus membuat syaraf-syaraf pancaindera sensitif terhadap stimmulasi seks.

Dengan testosteron yang cukup, seluruh pancaindera akan aktif menerima stimulasi seks. Demikian juga otak akan lebih sensitif menerima impuls, mengolah dan menyalurkannya. Bila mata melihat wanita cantik, akan timbul perasaan tertarik. Bila telinga mendengar suara wanita yang enak didengar, akan menimbulkan gairah. Bila hidung mencium wangi wanita, timbul rasa tertarik.

Demikian juga bila permukaan kulit bersentuhan dengan lawan jenis akan terasa nikmat. Hal itu terjadi karena pengaruh hormon testosteron.

Pada orang muda di mana semua bagian-bagian badan masih segar dan hormon testosteron masih tinggi, respons seksual dengan ereksi yang kuat dan perasaan gairah yang tinggi langsung terjadi bila mendapat stimulasi seksual secara kombinasi misalnya melihat wanita cantik dari dekat sambil berbicara dan mendengarkan suaranya yang merdu sekaligus tercium wangi dari tubuhnya. Jelas fungsi testosteron dalam ereksi penis adalah vital.

Tanpa testosteron yang cukup (2,5 mg/mililiter sampai 11,OOmg/mililiter) ereksi yang kuat tidak mungkin dicapai.
- Testosteron dalam tubuh terdapat sebagai: - Free testosteron: 1% sampai 3%,
- Testosteron terikat pada albumin: 38%, dan
- Testosteron terikat pada sex hormone binding globulin (SHBG): 60%

Antara 90% sampai 95% testosteron dihasilkan oleh interstitial (leydig) cells di testis. Konsentrasi testosteron dalam darah bersifat sirkadian, artinya konsentrasi testosteron lebih tinggi pada pagi hari lalu bergelombang waktu siang dan sore hari.

Efek utama ialah di susunan syaraf pusat untuk libido dan sensitivitas atau respons seksual di permukaan tubuh (kulit) serta susunan syaraf. Makin besar konsentrasi testosteron dalam darah, malin sensitif susunan syaraf terhadap stimulasi seksual yang didapat. Bila jumlah testosteron dalam darah berkurang, libido seksual akan berkurang. Walaupun libido masih cukup, impuls seksual tidak ditransmisikan ke organ seks sehingga ereksi tidak terjadi. Bila testosteron cukup, impuls seksual akan cepat ditransmisikan dan penis akan memberi reaksi yang cepat berupa ereksi yang keras.

b. Neurologis
Penis dipersyarafi syaraf otonom (parasimpatis dan simpatis). Syaraf bersambung dari otak (hipotalamus) turun ke kolumna vertebralis dan ke luar dari vertebra sakralis 2-4 (S2-4) masuk ke pinggul dan menyatu dengan syaraf simpatis ke pleksus bipogastrika lalu membentuk nervus kavernosus yang membentuk syaraf di korpus kavernosa terutama otot-otot polos di trabekel. Syaraf inilah yang memegang peran untuk relaksasi.

Syaraf inilah yang memegang peran untuk relaksasi otot-otot polos sehingga terjadi pengisian darah ke korpus kavernosa untuk menimbulkan ereksi. Bila terjadi kerusakan di sistem syaraf ini, maka akan langsung mengalami disfungsi ereksi yang sulit disembuhkan.

c. Suplai darah
Untuk mencapai ereksi penis yang keras dibutuhkan sirkulasi darah yang lancar atau pembuluh darah arteri yang berfungsi normal. Sumber darah yang mengalir ke dalam penis berasal dari arteria pudenda internal.

Arteri ini bercabang 3 yakni 2 cabang di kiri-kanan arteria penis profunda (arteria kavernosa) yang mengalirkan darah ke kedua korpus kavernosa kiri dankanan. Masing-masing arteria ini bercabang-cabang menjadi arrteria helicina yang banyak mensuplai darah ke sinusoid.

Satu cabang lagi dari pudenda interua tadi, menjadi arteria bulbo uretralis yang mengalirkan darah ke korpus spongiosum. Dilatasi arteri-arteri inilah yang membawa darah ke sinusoid dan terjadi pembesaran dari kedua korpus kavernosa maupun korpus spongiosum sehingga terjadi ereksi penis.

Adanya kerusakan terutama karena atberosclerosis (pengapuran) dari arteri-arteri di penis akan menyebabkan ereksi penis yang keras menjadi sulit diperoleh.

d. Kesehatan fisik umum
Kekuatan fisik seluruh tubuh, dibutuhkan untuk mendukung ereksi penis. Penis adalah organ yang menyerupai balon. Bila penis terutama korpus kavernosa diisi penuh dengan darah, maka penis akan ereksi. Bila badan tidak mampu mengalirkan darah yang cukup maka penis akan mengecil. Untuk itu diperlukan fungsi tubuh yang normal sehingga badan mampu mengalirkan darah yang cukup. Sedikit saja fisik mengalami kelemahan misalnya adanya gangguan di organ-organ seperti ginjal, hati, perut dan lain-lain akan mengganggu tercapainya ereksi penis yang keras.

Saat melakukan koitus, badan akan bergerak-gerak terus-menerus, mendorong dan menarik penis di dalam vagina dan penis harus selalu ereksi terus sampai tercapai ejakulasi. Untuk mendukung ereksi penis yang terus keras, dibutuhkan kesehatan semua organ di samping kesehatan dan kebugaran tubuh secara umum. Bila salah satu organ terganggu ereksi pun akan terganggu atau menurun. Bila fisik umum tidak sehat atau tidak segar, ereksi akan terganggu. Kesehatan dan kebugaran organ-organ seluruh tubuh akan menghasilkan ereksi penis yang keras dan bertahan sampai ejakulasi.

No comments:

Post a Comment