12/7/08

Mengukur Tingkat Disfungsi Ereksi

Mengukur Tingkat Beratnya Disfungsi Ereksi Menggunakan Index IIEF

Ukuran berat ringan disfungsi ereksi banyak dipakai di klinik-klinik pengobatan. Sifatnya lebih kualitatif sehingga sulit dipakai untuk penelitian. Dalam penelitian dibutuhkan pengukuran yang lebih tepat. Untuk itu telah diciptakan suatu instrumen berupa questionaire sebagai pengukur.

Dengan mengisi questionaire ini dokter atau pasien sendiri dapat mengetahui berat ringannya disfungsi ereksi yang dialami. Walaupun alat ini hanya mengukur performa ereksi dan bukan penyebabnya, tetapi bisa memberi informasi keadaannya. Dengan demikian dokter dan pasien mempunyai suatu tolok ukur yang sama untuk menentukan keadaan.

Selanjutnya dokter dapat membuat rencana tindakan. Bila dengan pengukuran dapat diketahui bahwa tingkat beratnya disfungsi ereksi masih ringan atau sedang, maka pasien akan lebih gembira dan berpengharapan bahwa gangguan disfungsi ereksi yang dialami akan lebih mudah sembuh dan memerlukan waktu pengobatan yang lebih singkat. Bila kelihatan dari pengukuran bahwa keadaannya berat, diharapkan dokter maupun pasien akan lebih serius dalam pengobatan.

Instrumen ini disebut IIEF (International Index Of Erectile Function, Lq Rosen Raymond C., Riley Alan, Wagner Gorm et al 1997) atau biasa disingkat Index IIEF. Instrumen ini diciptakan oleh suatu committee dan karena sangat luas dan rumit kemudian disederhanakan sehingga lebih mudah dipakai sebagai berikut.

Dari 15 pertanyaan pada index IIEF, kemudian akan diambil lima pertanyaan yang dianggap cukup mewakili semua pertanyaan, sehingga index ini disebut IIEF-5.

Penentuan berat ringannya disfungsi ereksi dengan cara di atas sangat membantu untuk tujuan penelitian. Penerapannya di klinik atau praktik agak sulit. Di klinik lebih dipentingkan sejarah atau perkembangan disfungsi ereksi dari permulaan sampai saat konsultasi. Di samping itu perlu juga diketahui penyakit-penyakit atau gangguan lain yang mungkin menjadi penyebab atau penyerta.

Selanjutnya penting pula ditanyai bagaimana pola hidup penderita serta hubungan suami istri. Dengan cara demikian dokter atau terapis akan mengetahui lengkap tentang disfungsi ereksi yang dialami ditambah hampir seluruh latar belakang hidupnya. Dapat pula ditentukan berat ringannya disfungsi ereksi, program pengobatan dan prognosa atau kemungkinan tercapainya kesembuhan.

No comments:

Post a Comment