12/4/08

Organ Sex Tetap Sip Meski Lama tak "Dipakai"

Ibaratnya sekalipun puluhan tahun tak melakukan hubungan seks, asalkan belum menopause dan andropause, organ seks kita tetap sip, kok.

Banyak orang khawatir, kalau lama tak melakukan hubungan intim maka organ intim kita akan karatan! Atau jangan-jangan tak bisa merasakan nikmatnya hubungan intim lagi.

Kekhawatiran ini dinilai Dr. Ayub Sani Ibrahim, sebagai hal yang tak masuk akal. Menurutnya, sekalipun hingga 10 tahun organ seks kita tidak digunakan untuk berhubungan intim dengan pasangan, tak akan jadi masalah.

"Kalau perabot kita itu terbuat dari logam, seperti onderdil atau spare part kendaraan bermotor, bisa jadi karatan karena jarang di tune-up. Tapi, kan, organ seks manusia, baik milik perempuan ataupun laki-laki, bukan logam atau onderdil kendaraan." Jadi, lanjut psikiatri dari RS Pondok Indah ini, tidak akan mungkin karatan.

HUKUM ALAM

Lain halnya jika kita telah berusia lanjut, semisal di atas 60 tahun. Di usia ini, kebutuhan terhadap seks, baik pada pria maupun wanita, tidak primer lagi melainkansudah masuk dalam tahapan kasih sayang.

"Maka dari itu, kebanyakan di usia ini hanya melakukan hubungan seks satu kali dalam sebulan." Tapi, lanjut Ayub, organ seks mereka tidak akan rusak atau menderita gangguan tertentu. "Hanya saja mungkin karena faktor usia yang telah lanjut, ketegangan penis atau ereksinya tidak sekuat kala malam pertama. Begitu juga pada wanita, vaginanya mulai kering atau lubrikasi vagina sudah mulai berkurang."

Hal ini, papar Ayub, wajar terjadi. Pasalnya, proses produksi hormon seksual, testosteron pada pria dan estrogen pada wanita, di usia itu mulai berkurang. Sekalipun gairah seksual tetap ada. "Jangankan hormon yang tidak bisa kita lihat secara langsung, kulit kita saja akan mengendur atau keriput, kering, dan tipis. Begitu pun rambut, mulai memutih. Otot-otot juga melemah, serta sendi-sendi menjadi kaku."

Begitu juga dengan faktor psikologis, kepribadian bisa berubah menjadi egois, kaku, dependent, dan kurang bertoleransi. "Bahkan dapat pula terjadi regresi, muncul sifat kekanak-kanakkan, pelupa, daya perhatian dan konsentrasi menurun."

Tapi untuk masalah organ intim, papar Ayub, tetap utuh sekalipun tidak se-tokcer kala berusia 20-30 tahun. Untuk pria, papar Ayub,akan mengalami penurunan. Frekuensi hubungan seksual menurun, pencapaian ereksi penuh melambat, kekuatan ereksi menurun, serta cairan ejakulasi berkurang dengan daya semprot melemah. Sedangkan pada wanita, terjadi menopause, buah dada menipis, rahim dan indung telur menciut, vagina kehilangan elastisitas serta mudah terinfeksi, katup kantung air seni melemah dan dapat terjadi inkontinensia urin, serta kepekaan terhadap rangsangan menurun.

Kalau sudah tiba waktunya, biasanya di atas usia 60 tahun, sekalipun sejak malam pertama hingga sebelum datangnya masa tua kita melakukan hubungan seks secara teratur dan dengan frekuensi yang sama, menurut Ayub, kemampuan seks kita akan melemah dan menurun dengan sendirinya. "Itu sudah merupakan hukum alam."

TAK PERLU OBAT KUAT

Jadi, tegas Ayub, untuk pasangan muda 25-30 tahun, sekalipun mereka lama tidak melakukan hubungan seks, entah karena si suami bekerja di tempat yang terpencil dan baru bisa pulang ke rumah 2 bulan sekali atau hal lainnya, saat melakukan hubungan seks kembali dengan istri, organ seks tidak akan mengalami perubahan sama sekali. Dari mulai ereksi, penetrasi, hingga orgasme, tetap seperti biasa. "Kecuali jika di antara mereka ada yang sakit atau penyebab lainnya yang bisa mengganggu organ seksnya, pada wanita siklus menstruasinya tidak teratur atau klimakterium, misalnya."

Sama juga jika suami atau istri yang baru berusia 30 tahun, karena satu dan lain hal tidak bisa melakukan hubungan seks dengan pasangannya, ditinggal meninggal, dan baru saat dia berusia 45 tahun, misalnya,kembali menikah, papar Ayub, tidak akan mengalami gangguan sama sekali pada organ seksnya. "Tetap bisa ereksi dengan cepat, melakukan penetrasi dengan sempurna, dan bisa orgasme seperti biasa dengan daya semprot yang tetap yahud. Bahkan frekuensi dan gairah berhubungan seks pun, kalau mereka mau, bisa saja seperti dulu, satu hari sampai 3 kali, misalnya."

Begitu juga halnya dengan rasa, tetap akan sama seperti halnya saat dia pertama kali melakukan hubungan seks. "Jangankan baru 10tahun, 20 bahkan 30 tahun tidak digunakan pun, untuk soal rasa tetap akan sama." Hanya saja kalau pada wanita yang sudah menopause, dia harus mendapat bantuan obat sebagai lubrikasi pada vaginanya. "Tapi kalau pada pria, tak perlu obat-obatan, sekalipun ereksinya lamban."

Mengapa demikian? Tak lain, "Karena organ seks kita tidak berubah sama sekali, pada pria tetap penis dan pada wanita, vagina. Selain itu, yang mempengaruhi soal seks dan organ seks adalah hormonal dan usia, bisa juga karena kecelakaan dan psikologis. Jadi, bukan karena lamanya tidak digunakan."

Karena itu, pesan Ayub, tak usah repot-repot mencari obat-obatan atau terapi, baik secara medis ataupun alternatif, gara-gara takut organ seks karatan dan tak "macho" atau tak "seelastis" dulu lagi. "Buat apa capek-capek ngurusinbegituan. Malah, bisa jadi karena perasaan khawatir itulah,justru bikin organ seks terganggu."

Pakai obat-obatan sehebat apa pun, papar Ayub, kalau memang sudah waktunya harus berakhir, bisa dipastikan hal itu akan terjadi, sehingga obat-obatan tersebut percuma saja. Penis si pria akan lamban ereksi serta kekuatan ereksinya mulai menurun, sementara pada wanita, vaginanya sudah mulai mengkerut dan lubrikasinya berkurang.

Jadi, Bu-Pak, anggapan yang menyatakan bahwa kalau organ intim kita lama tidak dipakai akan menyebabkan pada pria loyo, tidak jantan, ejakulasi dini dan pada wanita berupa frigid,kesakitan saat melakukan hubungan seks kembali, adalah salah besar.

No comments:

Post a Comment