8/9/08

Rahasia Hubungan Seksual Pertama

Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Hubungan seksual yang dilakukan untuk pertama kalinya tidak harus menimbulkan rasa sakit, dan tak selalu sulit. Asalkan rangsangan kepada wanita cukup, semuanya lancar. Bagaimana membuat wanita terangsang?

Kasus:
"Saya seorang pemuda berumur 28 tahun, mau menikah beberapa bulan lagi. Sebelumnya, maaf, karena masih awam masalah seks, saya berharap mendapat penjelasan atas beberapa pertanyaan berikut ini. Apa benar hubungan seksual pertama kali akan terasa sakit dan susah untuk memasukkan penis? Saya pernah mendengar bahwa hubungan seksual yang pertama kali, kalau pun bisa, masuknya penis ke dalam vagina hanya sedikit (tidak masuk semua). Benarkah informasi ini? Apa tanda pasangan kita sudah terangsang dan siap untuk melakukan hubungan seks? Apa tandanya bahwa ia sudah orgasme? Daerah mana saja pada tubuh wanita yang mudah terangsang? Saya juga ingin tahu, apa benar jika pasangan hamil, sebaiknya hubungan seks dilakukan dengan posisi pria dari belakang? Apakah bisa masuk sampai ke vagina jika ukuran penis hanya ± 12 cm? Adakah pengaruhnya setelah menikah, jika sebelumnya sering melakukan masturbasi?"
(Hendra, Tasikmalaya)

Jawaban:

Tidak Sulit

Tentu tidak salah Anda mendapatkan informasi dasar tentang hubungan seksual, agar tidak terjadi akibat buruk karena kesalahan pengertian. Apalagi memang banyak mitos tentang seks yang beredar luas, sementara masyarakat menganggap sebagai informasi yang benar. Tidak aneh kalau banyak terjadi akibat buruk karena informasi yang salah itu.

Saya pikir Anda mewakili banyak anggota masyarakat yang memerlukan informasi yang benar tentang seksualitas. Sayangnya, banyak orang yang hanya menyerap begitu saja informasi yang salah, tanpa berupaya mengonfirmasikan kebenarannya.

Hubungan seksual pertama kali selalu diinformasikan sebagai sesuatu yang sulit dilakukan, khususnya bagi wanita yang tidak pernah melakukan sebelumnya. Bahkan, lebih khusus lagi, disebutkan wanita harus mengeluarkan darah sebagai tanda keperawanan.

Padahal, hubungan seksual pertama kali tidak harus selalu menimbulkan rasa sakit dan kesulitan. Sangat tergantung bagaimana reaksi seksual wanita pada saat itu.

Kalau wanita cukup terangsang dan tidak mengalami hambatan psikis, hubungan seksual dapat berlangsung lebih mudàh, tanpa menimbulkan rasa sakit yang berarti. Kalau fungsi ereksi penis baik penetrasi ke dalam vagina dapat berlangsung dengan sempurna tanpa hambatan.

Sebaliknya, bila pihak wanita tidak cukup terangsang sehingga perlendiran vagina terhambat, hubungan seksual sulit dilakukan. Rasa sakit tidak hanya dialami oleh pihak wanita, melainkan juga dialami pihak pria.

Orgasme pada wanita, sama seperti pada pria, ditandai dengan sensasi erotis yang menyenangkan, atau yang biasa disebut perasaan nikmat. Secara fisik, wanita juga mengalami kontraksi otot di sekitar kelamin, bahkan otot seluruh tubuh.

Bagian Peka Rangsangan
Bagian peka rangsangan pada wanita pada dasarnya juga sama dengan pria. Tidak ada perbedaan yang bermakna. Pipi, bibir, leher, payudara, dinding perut, paha bagian dalam, dan kelamin, adalah bagian yang peka rangsangan. Pada kelamin, klitoris dan G-spot merupakan bagian yang paling peka rangsangan.

Mengenai posisi hubungan seksual selama hamil, pada dasarnya selama kehamilan muda, hindari kontraksi berlebihan ketika orgasme, khususnya bagi yang pernah mengalami keguguran sebelumnya.

Selama kehamilan usia lebih tua, hindari/jangan menimbulkan tekanan pada bagian rahim atau perut, di samping karena secara teknis menjadi lebih sulit. Posisi pria dari belakang merupakan posisi yang dapat dipilih. Tentu diperlukan penyesuaian sebelumnya.

Tentang masturbasi, tidak ada pengaruh terhadap hubungan seksual. Namun, pada pria, masturbasi yang dilakukan tergesa-gesa agar cepat mencapai orgasme dan ejakulasi, dikhawatirkan dapat menyebabkan ejakulasi dini kemudian.


No comments:

Post a Comment