10/7/08

Eros-Clitoral Therapy Device


Inovasi terbaru telah ditemukan di Amerika yang sangat membantu pasangan suami istri dalam mencapai orgasme. Yakni sebuah alat yang dirancang khusus untuk keperluan hubungan seks telah muncul untuk membantu khususnya wanita yang mengalami gangguan rangsangan seksual. Alat ini diberi nama "Eros-Clitoral Therapy Devica (Eros-CTD)" yang diproduksi oleh perusahaan UroMetrics. Dirancang khusus untuk wanita yang mengalami gangguan dalam masalah kehidupan seksual dengan pasangannya, sehingga dapat membantu pemakainya untuk menikmati kepuasan hubungan suami istri.

Selama ini memang gangguan rangsangan seksual bagi wanita kerap menjadi biang masalah kehormonisan hubungan antara suamni istri. Wanita yang terkena gangguan ini, dalam berhubungan seks akan mengalami penurunan sensasi, gairah, berkurangnya pelumasan di alat kelamin, serta kemampuannya dalam mencapai atau mempertahankan orgasme akan menurun. Semua ini terjadi karena darah yang mengalir ke "klitoria" sebagai pusat rangsangan tidak tercukupi. Akibatnya, puncak kenikmatan gagal dicapai oleh para wanita yang melakukan hubungan dengan pasangannya. Dulu, terapy hormonlah yang biasa dianjurkan para dokter untuk mengatasi gangguan tersebut.

Dengan Eros-CTD, penggunaan hormon bisa dihentikan. Sebab, alat ini berkerja dengan cara melakukan 'sedotan lembut' ke klitoris, sehingga aliran darah ke daerah sensitif itu meningkat. Akibatnya arteri melebar kerena menampung tambahan darah, tekanan pada saraf klitoris meningkat, sehingga rangsangan seksual pun meningkat. Alat ini digerakkan dengan baterai.

Alat terapi yang ukurannya sebesar sabun mandi dan berbentuk mengkuk plastik kecil ini hanya dianjurkan menggunakannya seminggu sekali sebelum melakukan hubungan seks. Perusahaan UroMetrics mengklaim penggunaan alat tersebut sangat efektif bagi wanita menopause yang merupakan sebagian besar pasien FSAD serta wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan rahim atau histerektomi. menurut penelitian terhadap dari 25 wanita yang mengalami gangguan rangsangan seksual, penggunaan Eros menunjukkan hasil yang positif. Sebagian besar mengalami perbaikan lubrikasi, 86% mengalami pertambahan sensasi, 55% mengalami kemajuan orgasme, dan 80% melaporkan terjadinya kenaikan kepuasan secara keseluruhan.

Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa wanita yang melakukan aktivitas seksual secara teratur akan memperoleh hasil yang maksimal setelah penggunaan beberapa minggu. Sedangkan wanita yang belum melakukan hubungan seks secara teratur, hasil maksimal baru akan didapatkan setelah penggunaan Eros selama tiga bulan. Namun, meskipun Eros-CTD telah lolos dari FDA, bukan berati alat ini dapat dibeli dengan mudah di tempat umum semacam toko alat bantu seks (sex Toys).

Di negeri asalnya untuk mendapatkan Eros, orang harus menggunakan resep dokter. Dan mereka yang tidak mengalami gangguan seksual, tidak dianjurkan menggunakan alat bantu tersebut, karena dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping yang justru menggangu kehidupan seksual seseorang. Tetapi yang jelas, seperti halnya fenomena pil viagra, alat semacam ini dipastikan akan cepat menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia. Benarkah alat ini sangat efektif? Seksolog Naek L Tobing melihat kehadiran alat terapi ini tidak akan membantu dalam mengatasi gangguan rangsangan seksual pada wanita. "Boleh saja FDA memberikan izin pemasaran. tetapi menfaatnya sangat kecil", kata Naek L Tobing.

Menurut dia, penyebab utama terjadinya gangguan rangsangan seksual pada wanita karena dipengaruhi oleh faktor kejiwaan yang disebabkan tekanan jiwa atau trauma yang pernah dialami. Jika organ-organ seks masih bisa berfungsi normal, yang ditunjukkan dengan ciri masih memiliki keinginan, dapat merasakan kontak seksual serta bisa mencapai orgasme, maka penggunaan terapi hormon atau terapi alat bantu tidak akan banyak berarti.

Hal lain yang juga penting dalam penggunaan Eros, apakah wanita yang menderita gangguan mau menerima kehadiran dan memakai alat tersebut. Tidak semua wanita mau memakai alat-alat bantu tersebut. Malah penggunaan hormon dinilai jauh lebih baik bila dibanding dengan penggunaan alat terapi, karena hormon tersebut ketika digunakan akan menyebar ke seluruh tubuh, sedangkan alat terapi hanya terjadi pada titik tertentu saja, akhirnya semua tergantung dari selera masing-masing, apakah tetap menggunakan terapi hormon atau mencoba alat yang baru ini, dan disinilah pentingnya dialog dengan pasangan sebelum memutuskan mana yang akan digunakan.


No comments:

Post a Comment