10/19/08

Pesta Seks Dibalik Kerajaan Tiongkok

Rahasia Seks Negeri Tiongkok Kuno bagian 15
Kehidupan kaum bangsawan di belahan negara manapun selalu saja luar biasa. Demikian pula dalam hal bersanggama. Para bangsawan negeri Tirai Bambu di jaman dahulu ternyata sering melakukan pesta seks yang gila-gilaan. Kisah pesta seks yang pernah ada dan yang paling populer adalah diakhir "Dinasti Shan" ( 1122 SM ). Yang dilakukan oleh Kaisar Chau Wang / Chau Shin. Chau Wang digambarkan sebagai seorang lelaki yang sangat cerdik dan perkasa, namun jahat dan suka ngesek. Sehingga Ia pun jatuh bersama kerajaannya ditangan perempuan yang bernama Da Chi. Da Chi adalah wanita yang paling cantik pada jaman itu dan karena kecantikannya membuat Chau Wang hingga tunduk dibawah kakinya.

Kaisar Chau Wang memiliki seorang permaisuri, 3 istri tingkat pertama, 9 istri tingkat kedua, 30 istri tingkat ketiga, 100 gundik dan 3500 dayang-dayang yang semuanya juga bertugas sebagai melayani nafsu seksnya. Keseluruhan wanita yang menjadi partner seks sang Kaisar tentunya golongan yang cantik dan menggairahkan secara seksual. Kesemua wanita tersebut memiliki seks apeal atau daya tarik seks yang sangat besar yang dapat membuat setiap pria berhasrat untuk menggaulinya.

Para dayang tersebut tugasnya adalah menyelenggarakan pesta pora di istana sang kaisar dan mengadakan pertunjukan seks secara terbuka. Karena pesta ini diselenggarakan dalam istana maka para tamu yang datang adalah dari keluarga bangsawan dan pejabat yang dekat dengan Chau Wang. Pesta gila-gilaan ini diselenggarakan di sebuah ruangan khusus, para tamu duduk melingkari arena. Kemudian mengalunlah musik dari semacam setir mengiringi nyanyian biduan yang sangat merdu. Pada saat itu datanglah seorang gundik kaisar dengan berpakaian yang tembus pandang, dan menari-nari dengan liukan tubuhnya yang seksi di tengah-tengah arena.

Dengan gerakan yang halus seiringan musik gundik tersebut mulai melepaskan pakaiannya, hingga tinggal paikaian dalam dan semacam kutang yang menutupi payudaranya. Seluruh hadirin pun menahan nafas melihat tubuh yang sedemikian mulus dengan secarik kain menutupi payudara dan kewanitaannya.

Ketika suara musik menyentak dan biduanita mengalunkan lagu bernada tinggi maka dengan sekilas gundik tersebut menarik celana dalam dan kutang yang dikenakannya. maka tampaklah seorang wanita yang cantik bertubuh putih mulus tanpa secarik kain pun yang menutupi tubuhnya. Sementara Ia melakukan gerakan erotis yang membuat hati setiap tamu berdegup kencang. Bersama dengan iringan musik Chau Wang maju ke tengah arena mendekati gundik yang menari tanpa busana tersebut. Dengan tergesa-gesa Chau Wang melepaskan jubah dan memelorotkan celananya. Maka tampaklah sebuah "tongkat pusaka" yang panjang, keras dan kaku dengan urat-urat yang menonjol.

Kemudian Chau Wang menarik gundik cantik bertubuh polos itu dengan kasar, kemudian kedua tangannya menekam bahu gundik cantik itu, dan gundik itu berlutut dihadapan Chau Wang lalu melemas-lemas tongkat pusakanya. kemudian dengan kasar Chau Wang menjambak rambut gundik tersebut dan memasukkan "tongkat pusaka" kedalam mulut gundik. Sementara dengan bergairah gundik menhisap tongkat pusaka Chau Wang, mula-mula menjilat bagian pucuknya, setelah itu seluruh batang tongkat pusaka masuk ke dalam memenuhi rongga mulutnya. Seluruh hadirin bertepuk tangan dengan penuh gairah.

Setelah puas, kemudian Chau Wang mengangkat gundik cantik itu seperti digendong, kedua kaki gundik tersebut melingkar di pinggang Chau Wang dan tangannya memeluk lehernya. Sementara tangan Chau Wang melingkari pinggang gundik dan memasukkan tongkat pusakanya ke liang "gua mustika", dengan gerakan naik turun, dan sang gundik dengan penuh pesona menggoyangkan pinggulnya dalam gerakan yang lembut pula. Demikian dilakukan berjam-jam hingga tubuh Chau Wang dan gundik mandi keringat. Gerakan naik turun gundik baru berhenti ketika Chau Wang menjerit seru bersamaan dengan muncratnya sperma dari ujung zakarnya. Tepuk tangan membahana mengiringi akhir pertunjukan mesum tersebut.

Tidak puas dengan pertunjukan seks liar yang hanya dilakukan dengan seorang gundik, maka kemudian Chau Wang merancang sebuah pesta seks yang lebih heboh, yang melibatkan ribuan dayang-dayangnya yang cantik jelita. Ia memerintahkan untuk membuat sebuah danau, yang dinamakan "danau anggur", sebagai tempat diadakan pesta seks tersebut.

Danau itu dibuat dengan luas sekitar 150 meter persegi dan kedalaman dialirkan beribu-ribu liter anggur kualitas atas, sehingga terbentuk danau anggur seperti yang dikehendaki Chau Wang.

Setelah itu dengan ditemani 3000 pengawal dan 3500 lebih dayang yang cantik dan seksi, Chau Wang memerintahkan seluruh pengawal dan dayang-dayangnya melepaskan pakaian masing-masing sehingga semuanya telanjang bulat. Kemudian memerintahkan masing-masing mancari pasangan untuk bersanggama. Chau Wang sendiri memilih beberapa gundik yang paling cantik dan seksi untuk melayaninya dalam pesta seks yang gila-gilaan ini.

Karena sudah diijinkan maka para pengawal tersebut sepertinya tak sabar lagi untuk menghampiri dayang-dayang yang diinginkan. dengan zakarnya yang terus menerus tegang sementara dayang-dayang pun merasa vaginanya membasah oleh dorongan birahi. Pasangan yang merasa cocok segera bersanggama di sembarangan tempat yang mereka hendaki. Ada yang bersanggama di bawah pohon, di tepi danau anggur, bahkan di dahan-dahan pepohonan. Perserta pesta seks yang heboh, yang pernah terjadi dalam pada akhir "Dinasti Shan" ini bisa gonta-ganti pasangan sekehendak hati hingga betul-betul merasa puas.

No comments:

Post a Comment