9/10/08

Seks di Saat Puasa

Menahan keinginan berhubungan seksual saat puasa memang cukup merepotkan. Namun, hal tersebut mudah dilewati jika Anda menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, baik rutinitas di kantor maupun memperdalam ilmu agama.

Seksolog dari klinik Artha Sari, Cibubur, dr Ryan Gomery Thamrin menuturkan, aktivitas seksual yang dilakukan suami-istri pada bulan puasa tidak berarti terhenti begitu saja. Artinya, bisa dilakukan setelah berbuka. "Pilih waktu yang tepat, sebaiknya setelah salat tarawih atau sebelum imsak," ujar seksolog yang juga praktik di klinik Salsabila ini.

Ryan yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada 2002 mengatakan, bulan puasa ini juga bisa sebagai pembelajaran untuk menahan hawa nafsu. "Inti puasa itu kan adalah kontrol diri. Masalah gairah, dorongan seksual, semuanya bisa ditahan apabila kita bisa mengontrol diri," ujar seksolog yang juga mengikuti pendidikan di Klinis Kesehatan Reproduksi & Penyakit Menular Seksual di Mahachulalong kornrajavidyalaya University, Thailand.

Masalah penentuan waktu untuk melakukan hubungan seksual tersebut, Ryan menyebutkan, tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak. "Dalam melakukannya berdasarkan kesepakatan bersama," tuturnya yang juga mantan Abang Jakarta 2003 ini.

Selanjutnya, Ryan juga mengatakan secara medis mungkin tidak ada dampak yang dirasakan bagi seseorang yang tidak bisa menahan gairah seksual saat puasa. "Dampaknya bagi yang tidak bisa menahan gairah seksual adalah dosa dan ini bisa memengaruhi mood saat hendak berhubungan," ujarnya.

Sementara itu, psikolog dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Dra Hastaning Sakti MKes mengatakan, dampak psikologis justru bisa dirasakan bagi seseorang yang akhirnya tidak bisa menahan gairah seksualnya pada siang hari.

"Bagi orang yang kebablasan karena tidak bisa menahan nafsu seksualnya, beban moral justru bisa dirasakan olehnya. Misalnya saja ada perasaan bersalah, merasa berdosa, bahkan menyesal.
Karena itu perasaan-perasaan itu bertumpuk dan menimbulkan beban," ujar psikolog yang juga menjadi dosen Program S-2 Biomedik Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Undip.

Terlebih lagi, Hastaning menyebutkan, jika berhubungan seksualnya tidak dilakukan bersama pasangan. Hati-hati tindakan tersebut malah menambah beban. Dia juga menambahkan, banyak cara bisa dilakukan untuk menghindari keinginan berhubungan seksual pada siang hari.

Carilah kesibukan agar lupa pada hal tersebut. Membaca, bekerja, atau sekadar jalan-jalan di mal bisa dilakukan untuk melupakannya sejenak.

Pimpinan dari Mitra Inti Foundation (lembaga kesehatan di bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi), Laily Hanifah MKes menjelaskan, puasa itu secara fisik berarti menahan semua nafsu (makan, minum, emosi, atau berhubungan seksual) sejak imsak hingga magrib.

Tujuan puasa, Laily menyebutkan, adalah mengendalikan hawa nafsu dari segala macam perbuatan yang bisa membatalkan. Malah, pada bulan Ramadan ini, urusan bercinta kadang tidak menjadi tujuan utama pasangan.

Cara mengendalikan nafsu adalah dengan menahan pancaindra kita dari perbuatan yang mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala. Caranya, meningkatkan ibadah dengan membaca Alquran. Atau menyibukkan diri dengan pekerjaan.

Laily menyarankan, usahakan saat sahur atau berbuka, jangan banyak mengonsumsi makanan yang berlemak, seperti daging karena mengandung protein dan lemak sebagai sumber tenaga peningkat vitalitas pria. Makanan yang banyak mengandung lemak, dapat meningkatkan gairah seksual. Jadi perbanyaklah makan sayur dan buah-buahan.

1 comment:

  1. Gambarnya cantik sayang ga asyik.
    Gambarnya yang bagus bagus donk pak...

    ReplyDelete